Pusdakota: Menuju Masyarakat Berdaya dan Berkeadilan
Rabu, 10 Oktober 2007
Profile Takakura
Pegiat di bidang lingkungan, khususnya sampah di Surabaya dan sekitarnya pasti telah mengenal Keranjang Takakura, yakni Komposter Skala Rumah Tangga. Takakura adalah salah satu penemu keranjang hasil kerjasaman riset antara Pusdakota, KITA Jepang, Pemkot Surabaya dan Pemerintahan Kitakyusu Jepang. Siapakah sebenarnya Takakura?

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket


Tampilan Takakura memang khas orang Jepang. Matanya sipit, kulitnya putih dan kalau bicara sangat santun. Sejak dua tahun lalu, dia bersama Tetsuya Ishida, koleganya dari KITA, paling tidak dua bulan sekali, mondar-mandir Kitakyusu – Surabaya. Dan di Surabaya, pastinya, dia ada di Pusdakota.

Kisah awal keterlibatan Takakura untuk riset komposting di Pusdakota cukup sederhana. Sehari-hari, suami dari Rumi ini bekerja di JPEC, perusahaan yang bergerak di bidang pembangkitan listrik di Hyogo, Jepang. Bidang khususnya adalah pemeliharaan dan penanggulangan polusi udara dan mengupayakan air bersih. Tetsuya Ishida, direktur divisi informasi global dari Kitakyusu International Techno-cooperative Association (KITA) Jepang mengajukan proposal ke JPEC berkaitan dengan tenaga ahli untuk kerjasama di Surabaya. JPEC pun menunjuk Takakura.

Takakura tak membayangkan kalau dirinya bakal sering bepergian ke Surabaya karena kerjasama dengan Pusdakota terus diperpanjang hingga saat ini. Kota yang bernama Surabaya pun baru ia dengar dari KITA. Jangankan Surabaya, informasi tentang Indonesia pun sedikit yang sampai kepadanya. Namun lulusan kimia terapan dari Himeji Institute of Technology Japan ini mau menerima kontrak tersebut. ”Saya tidak begitu pemilih. Bekerja di mana pun, yang penting adalah daya adaptasi. Kendati sebelumnya saya memimpikan bisa menerapkan ilmu di Inggris, Jerman, atau Swedia pada mulanya, tapi tapi Surabaya membuat saya jatuh hati,” ujarnya.

Apa yang membuatnya jatuh hati, ternyata adalah warga Surabaya antusias, kompak, dan hangat. ”Saya merasa aman, bagaikan di negeri sendiri, saat berkunjung ke kampung-kampung di Surabaya,” katanya.

Kendati ia tidak khawatir dengan perjalanan-perjalanannya ke Indonesia, justru istrinya yang waswas. Lebih-lebih berita-berita tentang Indonesia banyak yang tidak menyenangkan. Selalu istrinya berpesan agar Takakura hati-hati dengan banjir, gempa, atau teroris.

Takakura menceritakan kali pertama sampai di Surabaya. Saat menginjakkan kaki di sebuah hotel, dia melihat para security membawa pistol dan senjata tajam. Yang ada dalam pikirannya adalah, Surabaya kota yang berbahaya. Bahkan polisi pun dengan pistol yang tampak di pinggang cukup mengkhawatirkannya.

Bulan demi bulan berganti dan ia mondar-mandir Jepang-Indonesia. Di samping ke Surabaya, Takakura pun menginjakkan kakinya di Semarang, Pulau Dewata Bali, bahkan Medan. ”Sekarang saya sudah biasa berhubungan dengan orang Indonesia. Saya tidak lagi grogi dengan cara berpikir, agama, bahkan makanan yang berbeda. Saya kini bahkan sudah hapal semua sudut di Tunjungan Plaza Surabaya. Saya tahu di mana restoran yang paling enak,” ujar Takakura yang bila datang ke Surabaya menginap di sebuah hotel berbintang tak jauh dari plaza tersebut.

Apakah Takakura berniat mengajak keluarganya ke Surabaya atau wilayah lain di Indonesia?
”Saya ingin. Tapi istri saya enggan menempuh perjalanan jauh,” kata dari Azusa dan Nanami ini.

Takakura bersyukur mendapat rekan kerja Tetsuya Ishida yang menurutnya memiliki pendekatan pribadi yang baik terhadap rekan kerja dan relasi-relasinya. Yang dia kagumi dari Ishida adalah, pemikirannya yang baik, penuh ide baru. Ishida mampu melihat, mempelajari, dan menjadikan apa yang dipelajari sebagai miliknya. ”tapi yang paling menyenangkan adalah, dia tidak perokok. Sama seperti saya,” katanya sambil tertawa renyah.
**
Kendati bidang keilmuan yang dikuasainya cukup serius, namun sikap pria yang semasa kecilnya bercita-cita jadi pembalap ini jauh dari kesan serius. Komunitas di sekitar Pusdakota juga terkesan dengan sikap hangatnya. Sesekali ia berdua dengan Tetsuya Ishida datang ke kampung Rungkut, melihat-lihat keranjang Takakura yang dipakai warga. Sesekali pula keduanya mengantar para tamu asing yang besertanya, termasuk wartawan koran kenamaan Asahi Sibun.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Warga Surabaya Antusias, Kompak, dan Hangat


Warga Rungkut Lor, dengan senang hati menerimanya. Para ibu, khususnya, senantiasa ingin mengenal lebih dalam ahli kompos ini. Kendati sudah tahu cara pemakaian keranjang Takakura, namun mereka masih juga bertanya. Takakura dengan sabar menjawab, ”Begini cara pakainya. Begini mengaduknya. Begini mencacahnya,” ujarnya sembari praktik dengan para ibu. Dan para ibu kampung yang bersahaja ini pastinya bertambah senang, mendapat kunjungan dari pakar kompos ini.

Apa pun makanan yang disajikan Pusdakota dan komunitas, pria kelahiran 27 April 1959 ini tak pernah menampik. Bahkan makanan pedas pun ia mau. ”Semuanya enak. Tapi saya paling suka kopi yang disajikan. Enak sekali,” ujarnya dalam bahasa Jepang kepada interpreternya. Ia memang penyuka kopi tanpa gula yang diminum dalam keadaan panas.
Takakura, bagi staf Pusdakota, memang tidak hanya mewarnai untuk bidang riset. Sentuhan-sentuhan manusiawinya sangat terasa. Kalau sedang senggang, misalnya, ia juga ikut memasak di dapur kantor lembaga ini. Masakan khasnya yang disukai staf Pusdakota adalah semacam kare ayam berbumbu kental dan mie. Semua bumbu yang dipakai adalah hasil improvisasinya.

Suatu kali dia membagikan cerita-cerita reflektifnya, lain hari, ia mengajarkan salah satu permainan kesukaannya di Jepang. ”Reikh.... reikh....”
Ada lagi kemahirannya yang tak jarang dipraktikkan untuk para staf Pusdakota, yakni pijat refleksi. Takakura menyentuhkan kayu serupa pensil ke beberapa titik di sekitar kaki atau tangan pasiennya. Seringkali satu atau dua titik yang disentuh akan terasa sangat sakit. Saat pasiennya menjerit-jerit,” Takakura tidak melepaskan kayunya, malahan memijat-mijat titik rasa sakit itu. ”Tenang, tenang, nggak apa-apa,” ujarnya menghibur.

Kepiawaiannya dalam hal pijat-memijat ditulari sang istri. ”Istri tangannya sangat menyembuhkan. Banyak orang yang minta bantuannya kalau sakit. Menurut istri saya, saya masih kasar kalau memegang pasien,” katanya.

Takakura memang piawai mengelola hubungan interpersonal dengan siapa pun. Ternyata, lulusan Himeji Institute of Technology jurusan kimia terapan ini memang gemar berorganisasi. Kini dia juga mengaktivasi kegiatan voluntary di bidang lingkungan hidup lewat kegiatan advisory-nya.

Sewaktu mahasiswa, ia juga dikenal sebagai aktivis kegiatan kampus. Tugasnya sebagai aktivis mahasiswa, antara lain juga merancang kegiatan-kegiatan kampus yang bersifat kemasyarakatan agar lebih menarik. ”Sama seperti yang dilakukan Pusdakota untuk komunitas,” katanya.

Kadang-kadang, ia harus menciptakan game menarik untuk acara kemping, misalnya. Lain kali, ia dituntut menciptakan lagu. Kalau saat senggang di Pusdakota, lagu-lagu atau game yang diciptakannya dibagikan kepada para staf Pusdakota.

Takakura yang punya moto pribadi ”Rajin, sungguh-sungguh menegrjakan, dan jujur” ini berharap, Surabaya semakin bersih. Ia juga ingin Surabaya semakin tampil mantap untuk tampil dengan identitasnya sendiri sebagai kota yang asri. ”Saya melihat, di Jepang sendiri spirit tradisional telah banyak hilang. Apa yang telah dimiliki Surabaya, terutama kekompakan warga, semoga tetap dijaga,” katanya. Untuk warga Rungkut Lor, ia berpesan untuk senantiasa menjaga kekompakan sebagaimana saat ini. ”Saya berharap selalu disambut hangat di Rungkut,” katanya. *vit

posted by keranjangtakakura @ 10.26  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 

Keranjang Takakura

Previous Post

Archives

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Saling berbagi kisah inspiratif akan membuka hati dan membangkitkan pintu-pintu kreativitas. Kirimkan pengalaman Anda memakai Keranjang Takakura ataupun kisah-kisah Anda yang berhubungan dengan kepedulian terhadap lingkungan ke office@pusdakota.org.

Kisah Anda bisa kami muat di media-media terbitan kami (blog ini ataupun Majalah Pendopo)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 

Shoutbox


Free shoutbox @ ShoutMix

Jumlah Kunjungan

hit counter

Partner Link

Pusdakota

UBAYA

KITA

ECOTON

Alpha Savitri

Tirta Amartya

Terranet

Cakfu

iges

YDSF

menlh

bintari

UNESCAP

togarsilaban

balifokus